Freakingly-Furious-Mood

Bukannya takut akan kebenaran, tapi cara kamu ngomong tuh kaya minta digampar. Serasa kamu yang paling bener dan aku pendosa yang tidak akan pernah terampuni. Okelah, aku salah seutuhnya lebih-lebih aku sering merepotkan kamu. Tapi caramu ngebijak itu malah bukan ngajak orang ke arah yang benar, yang ada jadi enek sama kamu. Haduh... Elu kan dari keluarga yang utuh, hidup lu hampir seutuhnya sempurna. Beda sama gua, bray! Broken home dari sebelum gua lair. Emang mestinya bukan alesan. Ah, au ah. Kecewa gua nganggep lu. Rasanya, ada perubahan aja sejak lu bisa berinteraksi sosial dan mulai punya temen. Enggak kaya dulu. Tau, ah!
Published with Blogger-droid v2.0.4

Prisma

Prisma.
Jika dianalogikan secara ilmiah, ceritaku seakan seperti deviasi pada prisma, kau adalah cahaya putih, prismanya sendiri adalah waktu, sisi-sisi prisma adalah mereka yang menginginkanmu dan aku adalah udara. Kau datang melawatiku, menuju salah satu sisi prisma, lalu kau membias. Tak berhenti sampai di situ. Meskipun kau telah dibiaskan, kau tetap mencoba untu menembus sisi prisma berikutnya. Namun kau tetap dibiaskan. Dengan seiringnya itu, aku tetap berindeks bias 1. Maksudku aku slalu menunggu sampai kau selesai menembus dan terus dibiaskan. Seperti biasa, akhir cerita akan selalu indah. Setelah kau menembus dan dibiaskan sisi terakhir, kau akan menjelma menjadi warna-warna indah yang monokromatis. Mejikuhibiniu. Walau kau telah berubah, kau tetap akan menjadi cahaya, bahkan lebih indah dari sebelumnya. Juga kamu akan kembali ke udara, aku.
Published with Blogger-droid v2.0.4

(hanya-ingin-bersandar-sebentar)

Hi, blog, aku curhat lagi. Aku lagi ga galau. Tapi lebih tepatnya sakit hati. Bukan karena pacar, lagian juga aku ga punya pacar.
Aku bete maksimal dan hal ini yang membuat aku jadi sakit hati. Didukung pula dengan sejuta faktor yang ga nyante. Pengin banget semua ini end. Termasuk hidupku ini. Tapi masih kepikiran betapa gantengnya Jago, akhirnya ga jadi deh. O.O
Blog, aku berusaha cari pundak. Tapi gada yang mau. Mau curhat ke Uly, dia juga lagi bete, unmood gitu. Curhat ke mama, mama malah kaya gitu. Yaaah, tambah bete. Emosiku terlalu memuncak dan aku ga inget Tuhan. Yah, makin menjadi. Pas kaya gini aku cuma butuh pendengar setia, kaya Amel Riska. Aku suka cara dia dicurhatin. Suka banget. Walaupun aku pernah judge dia sok diplomatis, tapi entah kenapa aku suka caranya dia. Dia bisa bikin adem orang yang lagi panas. Ga kaya yang lain yang ga peka, aku nyolot malah dia tambah ngesok bener. Butuh amel dua-duanya pake banget. Miss you both so much.
Published with Blogger-droid v2.0.4

Curhat lagi

Aku. Pengin banget hidup normal layaknya kalian yang hidup normal. Pengin ga ngurusin sampah bekas makan orang, ga nyapuin kotoran kamar orang di hari Minggu dimana saat yang tepat untuk santai dan merelaksasi otak dan badan. Pengin seutuhnya anak kos yang dilayani sesuai uang yang dibayarkan dengan tidak tiap tidak mudik disuruh membersihkan serta membereskan ruang depan. Intinya, saya tidak ingin dijadikan pembantu. Salah satu pol hidup normal yang SANGAT saya inginkan adalah hidup bersih dan sehat. Seumur-umur saya tinggal dengan orangtua, saya tidak pernah dibolehkan memakai alas kaki didalam ruangan yang semestinya diinjak dengan kaki telanjang, sekalipun di ruang tamu. Apakah orang tua kalian mengajarkan seperti itu? Jika ia, mengapa tidak diterapkan di kos kita yang tercinta ini? Pola hidup normal lain adalah saya ingin masuk kamar dengan telapak kaki bersih. Alah, sekarang boro-boro bersih, warna telapak kaki tidak begitu hitam saja sudah bersyukur. Cuci kaki dong! Jelas sudah sering saya lakukan, tapi sama saja. Saat harus melewati jalanan dari kamar mandi menuju kamar saya, keadaan lantai sudah sangat memprihatinkan kebersihannya. Dibersihin dong! Banyak orang tidak tahu diri yang tidak merasa iba atau menghormati orang yang telah membersihkan lantai tersebut, dengan cara memakai alas kaki dari kamarnya lalu melewati ruangan yang semestinya diinjakkan tanpa alas kaki. Kalo disarankan atau diperingatkan dengan gaya menjeb melontarkan respon. Lalu, jika anda saya sur uh menyapu ruangan depam bagaimana? Oh, tidak mau. Sorry ya, siapa yang pake? Oh, begitu ya? Silahkan mulai sekarang jika anda ingin keluar rumah terbang lewat celah didekat tempat cuci baju.
Published with Blogger-droid v2.0.4

The Schedule of XI Natural Science 7 - SMA 2 Purwokerto

XI IPA 7

SENIN:
Mat (8) bio, kim, eng
SELASA:
Fis (18), kwn, tik, bio
RABU:
Bio (17), fis, perancis, b ind
KAMIS:
Kim (20), fis, or, kesenian
JUMAT :
Mat (8), bajaw, sejarah
SABTU:
B.ind (34), mat, bing, agama
Published with Blogger-droid v2.0.4
Published with Blogger-droid v2.0.4

Teruntuk Adikku

Prihatin dengan keadaan adik-adikku sekarang. Apakah terlalu dimanja oleh teknologi. Itukah yang menjadikan hidup kalian sebagai ajang paling bobrok. Sangat melenceng dari tujuan penciptaan sebuah teknologi yaitu membantu manusia. Tapi sekarang malah mendukung kemerosotan moral tiada tara. Tahukah kalian, para penemu teknologi-teknologi tersebutpun sama sekali tidak mengijinkan kalian untuk membuat dampak negatif atas penemuan mereka. Tidakkah kalian sadar? Tentu tidak dan tidak mau tahu.


Adik-adikku, aku tahu kepintaranmu melebihi langit lapisan ketujuh. Tapi tiada guna jika untuk disalahgunakan. Kalian memang belum merasakan penyesalan. Perasaan itu diciptakan sebagai tanda akhir dari cerita. Agar si manusia tidak mengulang khilaf mereka. Mengapa harus belajar dari penyesalan jika sudah tahu dampak buruknya? Cukup bangun dan sadar dari perilaku buruk dan tinggalkan seterusnya. Kesadaran akan menjauhkan dari penyesalan. Tapi tentu hawa nafsu jahat akan menentangnya. Karena pikiran yang terlalu cetek dan kurang introspeksi.


Jangan hanya bercermin untuk bersolek saja. Kalian memang memiliki paras yang elok mempesona. Tapi nihil jika tidak diiringi dengan kecerdasan dan kedewasaan. Jangan diiringin hanya kepintaran! Kecerdasan harus ikut! Salah satunya kecerdasan bersikap. Terutama bersikap kepada yang lebih tua. Bukan berarti mereka gila hormat. Tapi ini semua demi kelancaran dalam hidupmu. Hal ini sesungguhnya adalah kewajiban dan cara menghormati dirimu sendiri sebagai yang muda. Bukankah sebagian besar manusia, terutama wanita mengupayakan agar dirinya dianggap (dilihat) masih muda? Maka, tunjukkan kemudaanmu itu dengan cara menghormati yang lebih tua. Niscaya hidupmu akan berkah.


Semuanya bisa dilatih dengan belajar. Belajar tidak mahal tidak apa-apa. Malah justru belajar harus menguntungkan. Sebab,

ini untuk hidupmu, dan untuk sejuta umat yang akan lahir.


Published with Blogger-droid v2.0.4