Prisma

Prisma.
Jika dianalogikan secara ilmiah, ceritaku seakan seperti deviasi pada prisma, kau adalah cahaya putih, prismanya sendiri adalah waktu, sisi-sisi prisma adalah mereka yang menginginkanmu dan aku adalah udara. Kau datang melawatiku, menuju salah satu sisi prisma, lalu kau membias. Tak berhenti sampai di situ. Meskipun kau telah dibiaskan, kau tetap mencoba untu menembus sisi prisma berikutnya. Namun kau tetap dibiaskan. Dengan seiringnya itu, aku tetap berindeks bias 1. Maksudku aku slalu menunggu sampai kau selesai menembus dan terus dibiaskan. Seperti biasa, akhir cerita akan selalu indah. Setelah kau menembus dan dibiaskan sisi terakhir, kau akan menjelma menjadi warna-warna indah yang monokromatis. Mejikuhibiniu. Walau kau telah berubah, kau tetap akan menjadi cahaya, bahkan lebih indah dari sebelumnya. Juga kamu akan kembali ke udara, aku.
Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar