Prihatin dengan keadaan adik-adikku sekarang. Apakah terlalu dimanja oleh teknologi. Itukah yang menjadikan hidup kalian sebagai ajang paling bobrok. Sangat melenceng dari tujuan penciptaan sebuah teknologi yaitu membantu manusia. Tapi sekarang malah mendukung kemerosotan moral tiada tara. Tahukah kalian, para penemu teknologi-teknologi tersebutpun sama sekali tidak mengijinkan kalian untuk membuat dampak negatif atas penemuan mereka. Tidakkah kalian sadar? Tentu tidak dan tidak mau tahu.
Adik-adikku, aku tahu kepintaranmu melebihi langit lapisan ketujuh. Tapi tiada guna jika untuk disalahgunakan. Kalian memang belum merasakan penyesalan. Perasaan itu diciptakan sebagai tanda akhir dari cerita. Agar si manusia tidak mengulang khilaf mereka. Mengapa harus belajar dari penyesalan jika sudah tahu dampak buruknya? Cukup bangun dan sadar dari perilaku buruk dan tinggalkan seterusnya. Kesadaran akan menjauhkan dari penyesalan. Tapi tentu hawa nafsu jahat akan menentangnya. Karena pikiran yang terlalu cetek dan kurang introspeksi.
Jangan hanya bercermin untuk bersolek saja. Kalian memang memiliki paras yang elok mempesona. Tapi nihil jika tidak diiringi dengan kecerdasan dan kedewasaan. Jangan diiringin hanya kepintaran! Kecerdasan harus ikut! Salah satunya kecerdasan bersikap. Terutama bersikap kepada yang lebih tua. Bukan berarti mereka gila hormat. Tapi ini semua demi kelancaran dalam hidupmu. Hal ini sesungguhnya adalah kewajiban dan cara menghormati dirimu sendiri sebagai yang muda. Bukankah sebagian besar manusia, terutama wanita mengupayakan agar dirinya dianggap (dilihat) masih muda? Maka, tunjukkan kemudaanmu itu dengan cara menghormati yang lebih tua. Niscaya hidupmu akan berkah.
Semuanya bisa dilatih dengan belajar. Belajar tidak mahal tidak apa-apa. Malah justru belajar harus menguntungkan. Sebab,
ini untuk hidupmu, dan untuk sejuta umat yang akan lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar